Sabtu, 07 Mei 2022

Asas Perceraian Kristen

 

Karya Ilmiah Tentang Perceraian Kristen

Dalil Hukum Kristen Tentang Perceraian pada Pernikahan Kristen dikaitkan dengan Undang-Undang Perkawinan oleh Luther Pamungkas Wicaksono, SH., Adv.

Senin, 24 Agustus 2020

Lawan Pandemi dengan Kebersamaan

Ketika pandemi sedang melanda diakhir tahun 2019 dan mewabah hingga pertengahan tahun 2020, ada begitu dampak yang mendera, dampak positif maupun negatifpun mendera dunia, semua dibingungkandengan keasaan pun juga menjadi kehidupan.

Umat manusia sedunia diguncangkan dengan adanya pandemi atau wabah virus yang dinamakan Covid - 19 ini dinamakan demikian karena lahirnya virus ini ditahun 2019 akhir yang kemudian menyebar diseluruh dunia.

Dampak pandemi cukup meluas, tidak hanya sektor pendidikan saja atau ekonomi namun juga segala aspek kehidupan, banyak pekerja harus kehilangan pekerjaannya karena dirumahkan atau hal lainnya, namun demikian tidaklah semua aspek yang terkendala menjadi sangat terpukul, pemerintah dengan segala upaya terus mengusahakan kesejahteraan rakyatnya hal ini dibuktikan dengan pemberian sejumlah program bantuan kepada masyarakat yang terimbas pandemi.

Protokol kesehatan guna memutus rantai penyebaran pendemipun terus digecarkan hal ini sejalan semangat bersama untuk segera memutus rantai penyebaran pandemi, pemerintahpun juga membuat sejumlah aturan agar pandemi terus ditekan, penyebaran virus segera diakhiri namun mememang bukan perkara mudah namun sejalan dengan ide pemerintah maka masyarakatpun terus diajak untuk disiplin tinggi dalam menerapkan protokol kesehatan.

 Penerapan protokol kesehatan hingga, phisikal distancing dan social distancing dilakukan ketat agar pandemi benar-benar berakhir dan meminimalkan dampak pandemi bagi kehidupan, masyarakat pun diajak agar terus mengupayakan perannya dalam menjalankan protokol kesehatan yang ketat dan memperkecil ruang penyebaran pandemi yang terus meningkat. 

Kita sebagai umat percaya terus belajarlebih mendekatkan diri kepada Tuhan dalam keadaan saat ini, selalu menganggap ha postitif dibalik kejadian pandemi ini, Tuhan selalu hadir dalam segala situasi bagi kita umatNya, Ia hendak menunjukkan bahwa kasih setiaNya selalu dan melimpahi kita.

Bisa jadi dalam situasi keterpurukan membuat kita menjadi lemah dan putus harapan dimana badai pandemi sudah pasti hadir dan kapan berakhirnya kita pun tidak tahu, sebagai umat percaya maka kita harus memaknai pandemi ini sebagai ujian iman dan waktu untuk kita bermunajat kepada Tuhan seraya menahan segala gejolak dan berupaya saling membangkitkan kasih dan saling membantu dalam mewujudnyatakan kasih dalam hidup kita, saling menyemangati dan membuat sukacita bagi yang sedang dirundung masalah dan tekanan terutama akibat dampak pandemi.

Kita berharap dan berdoa serta berusaha bersama-sama agar pandemi segera reda dan berakhir dan kehidupan normal kembali.

 

 

     

Rabu, 14 Maret 2018

Paskah Jumat Agung

Gereja jaman saat ini telah mengalami perkembangan pesat dalam perjalanan perkembangannya, ada beberapa sakramen yang dianggap penting bagi umat kristen salah satunya ialah Perjamuan Suci, Perjamuan Suci dianggap merupakan sakramen yang paling penting dimana Tuhan Yesus sendiri mengajarkan kepada para murid untuk mengenang hari sebelum kematianNya, sejak awal dahulu jauh sebelum Tuhan Yesus lahir kedunia, Bangsa Israel melakukan merupakan perayaan yang tidak kalah penting dibandingkan memakan seperti yang dicontohkan Tuhan Yesus melalui perjamuan suci.

Era Dahulu
Festival Pesakh umat Yahudi, atau Paskah Yahudi (Ibrani, dan Yiddish: פֶּסַח, Tiberias: pɛsaħ, Ibrani: Pesach, Pesah, Pesakh; bahasa Inggris: Passover), adalah perayaan yang dirayakan pada hari ke-14 dalam bulan yang disebut Nisan (Imamat 23:4; Bilangan 9:3-5, Bilangan 28:16), bulan pertama kalender Ibrani selama delapan hari. Festival ini berakhir pada hari ke-21 Nisan di Israel, dan hari ke-22 Nisan di luar Israel dan dirayakan untuk memperingati keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Selama seminggu itu hanya roti yang tidak beragi (bahasa Inggris: unleavened bread) yang boleh dimakan, sehingga hari-hari itu juga disebut Hari Raya Roti Tidak Beragi
Ada tiga mitzvah yang biasanya dihubungkan dengan peringatan ini, yaitu: memakan matzoh, atau roti tidak beragi; larangan memakan makanan apapun yang mengandung ragi pada hari raya ini; dan penyampaian kembali peristiwa Keluaran (Mitzrayim). Di zaman dahulu (dan bahkan sampai sekarang di antara orang Samaria, ada peristiwa keempat yang dilakukan yaitu: persembahan kurban anak domba pada malam tanggal 14 Nisan (juga dikenal sebagai Aviv) dan memakan kurban Paskah pada malam itu. Perintah untuk mengisahkan kembali peristiwa pembebasan ini dilakukan melalui sebuah upacara komunal yang disebut seder, yang dirayakan pada dua malam pertama dari hari raya ini (di Israel, hanya pada malam pertama). Kebiasaan lainnya yang terkait dengan Paskah Yahudi ini adalah memakan sejenis tanaman pahit dan makanan-makanan lain yang khas untuk makan malam seder. Sementara ada banyak alasan diberikan untuk memakan matzoh, Kitab Keluaran menjelaskan bahwa hal ini memperingati roti yang dimakan bangsa Israel pada peristiwa Keluaran: karena tergesa-gesa meninggalkan Mesir, mereka tidak mempunyai waktu untuk menunggu adonan rotinya naik.

Jaman Setelah Lahirnya Tuhan Yesus

Dasar dari Alkitab

Kisah mengenai bagaimana Yesus menetapkan Ekaristi pada malam sebelum Penyaliban (Perjamuan Terakhir) dicatat dalam 4 kitab Perjanjian Baru: ketiga Injil Sinoptik (Matius 26:26-28, Markus 14:22-24, Lukas 22:17-20) dan 1 Korintus 11:23-25.[2] Versi dalam Injil Matius dan Markus hampir sama, sementara versi Lukas sangat serupa dengan versi Paulus dalam 1 Korintus yang mana tampak lebih lengkap menjelaskan bagian awal dari Perjamuan.[16]
Dalam Injil Yohanes, kisah mengenai Perjamuan Terakhir tidak menyinggung Yesus mengambil roti dan cawan dan menyebutnya sebagai tubuh dan darah-Nya; melainkan Ia menceritakan tindakan sederhana mencuci kaki para murid, menubuatkan pengkhianatan yang akan dialami-Nya, peristiwa-peristiwa yang akan mengantarnya ke kayu salib, dan dialog panjang dalam menanggapi beberapa pertanyaan para murid —di mana Ia berbicara mengenai pentingnya kesatuan mereka dengan-Nya dan satu sama lain.[17]


Matius 26
Pemberitahuan keempat tentang penderitaan Yesus -- Rencana untuk membunuh Yesus
26:1 Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya l  itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya: 26:2 "Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah 1 , m  maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan." 26:3 Pada waktu itu berkumpullah n  imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, o  26:4 dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia. p  26:5 Tetapi mereka berkata: "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan q  di antara rakyat."
Yesus diurapi
26:6 Ketika Yesus berada di Betania, r  di rumah Simon si kusta, 26:7 datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan. 26:8 Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: "Untuk apa pemborosan ini? 26:9 Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." 26:10 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. 26:11 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, s  tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. 26:12 Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku. t  26:13 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia 2 ."
 
Yudas mengkhianati Yesus
26:14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, u  kepada imam-imam kepala. 26:15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak v  kepadanya. 26:16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.
Yesus makan Paskah dengan murid-murid-Nya
26:17 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi w  datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah x  bagi-Mu?" 26:18 Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku y  hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku." 26:19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. 26:20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. 26:21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku. z " 26:22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" 26:23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. a  26:24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, b  akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." 26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia c  itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi? d " Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."
 
Penetapan Perjamuan Malam
26:26 Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya e  lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku 3 ." 26:27 Sesudah itu Ia mengambil cawan, f  mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. 26:28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian 4 , g  yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa 5 . h  26:29 Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu i  dalam Kerajaan Bapa-Ku."
Petrus akan menyangkal Yesus
26:30 Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun. j  26:31 Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. k  Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. l  26:32 Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea. m " 26:33 Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak." 26:34 Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali. n " 26:35 Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, o  aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lainpun berkata demikian juga.
Di taman Getsemani
26:36 Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa." 26:37 Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus p  serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih 6  dan gentar, 26:38 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, q  seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku. r " 26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini s  lalu 7  dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki. t " 26:40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? u  26:41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: v  roh memang penurut, tetapi daging lemah." 26:42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu! w " 26:43 Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. 26:44 Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. 26:45 Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya x  sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. 26:46 Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat."
Yesus ditangkap
26:47 Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, y  salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. 26:48 Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia." 26:49 Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi, z " lalu mencium Dia. 26:50 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Hai teman, a  untuk itukah engkau datang?" Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya. 26:51 Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya b  dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. c  26:52 Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. d  26:53 Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat e  membantu Aku? 26:54 Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi f  yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?" 26:55 Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar g  di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. 26:56 Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap h  yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.
Yesus di hadapan Mahkamah Agama
26:57 Sesudah mereka menangkap Yesus 8 , mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, i  Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua. 26:58 Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, j  dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal k  untuk melihat kesudahan perkara itu. 26:59 Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama l  mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati, 26:60 tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi m  dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang, n  26:61 yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari. o " 26:62 Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" 26:63 Tetapi Yesus tetap diam. p  Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi q  Allah yang hidup, r  katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, s  Anak Allah, t  atau tidak." 26:64 Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. u  Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa v  dan datang di atas awan-awan di langit. w " 26:65 Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya x  dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. 26:66 Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati! y " 26:67 Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; z  orang-orang lain memukul 9  Dia, 26:68 dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau? a "
Petrus menyangkal Yesus
26:69 Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu." 26:70 Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud." 26:71 Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." 26:72 Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." 26:73 Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu." 26:74 Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam. 26:75 Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali. b " Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan

Matius 26:26-28


Yesus makan Paskah dengan murid-murid-Nya
26:17 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi w  datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah x  bagi-Mu?" 26:18 Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku y  hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku." 26:19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. 26:20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. 26:21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku. z " 26:22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" 26:23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. a  26:24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, b  akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." 26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia c  itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi? d " Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."
 
Penetapan Perjamuan Malam
26:26 Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya e  lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku 1 ." 26:27 Sesudah itu Ia mengambil cawan, f  mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. 26:28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian 2 , g  yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa 3 . h


Lukas 22:17-20

Konteks
22:17 Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. 22:18 1 Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur 2  sampai Kerajaan Allah telah datang." 22:19 Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya c  dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." 22:20 Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru d  oleh darah-Ku 3 , yang ditumpahkan bagi kamu 4 .

1 Korintus 10:16-18

10:16 Bukankah cawan pengucapan syukur 1 , yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan q  adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? r  10:17 Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, s  karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu. 10:18 Perhatikanlah bangsa Israel menurut daging: bukankah mereka yang makan apa yang dipersembahkan t  mendapat bagian dalam pelayanan mezbah?

1 Korintus 11:23-29

11:23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, k  telah aku terima dari Tuhan, l  yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti 11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, m  yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" 11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru n  yang dimeteraikan oleh darah-Ku; o  perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" 11:26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. p  11:27 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum 3  cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. q  11:28 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya r  sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. 11:29 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. 

Simpulan 
Pada dasarnya jelas diketahui bersama jika pada perayaan Paskah menurut PERJANJIAN LAMA itu merupakan perwujudan syukur bangsa Israel telah melewati kekelaman keluar dari tanah mesir, perwujudan syukur itu dinyatakan dalam perayaan paskah roti tidak beragi, tentu perayaan ini merupakan perwujudan suaru peringatan keluar dari kekelaman menuju terang dengan tuntunan Tuhan ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, perwujudan perayaan Paskah dilakukan SETELAH bangsa Israel keluar dari tanah MESIR,

Namun berbeda halnya dengan perayaan Paskah dalam versi PERJANJIAN BARU, dimana Tuhan Yesus sebagai tokoh sentral dalam meberikan "contoh" perjamuan dengan disertai anggur sebagai perlambang DARAH KRISTUS atas perjanjian baru yakni pemeteraian perjanjian baru dengan karya Penyaliban Tuhan Yesus di bukit Golgota, Makna PERJAMUAN SUCI dalam pengertian setelah perjanjian baru ialah bahwa Kristus telah mati dikayu salib demi menebus dosa kita umat yang Percaya KepadaNYA.

Umat Kristen dan pemuka agama sepatutnya dapat memahami makna perjamuan suci dengan tepat, karena perjamuan suci bukan lagi memiliki pemahaman mengingat keluarnya bangsa Israel dari tanah perbudakan Mesir, tetap peringatan akan kematian Tuhan Yesus sebagai karya agung penebusan dosa, jadi ketika sakramen perjamuan suci dilakukan untuk memperingati KARYA PENEBUSAN SALIB TUHAN YESUS maka sakramen PERJAMUAN SUCI mestinya dilakukan menjelang hari peringatan Jumat Agung atau maksimal dilakukan pada Jumat Agung bukan pasca jumat agung karena momentum Perjamuan Suci ialah Perjamuan mengenang Kesengsaraan penderitaan Kristus sebelum kematianNya, TIDAK ADA KAJIAN peringatan Perjamuan Suci umtuk peringatan Jumat Agung tetapi dilakukan pada hari ketiga atau saat peringatan hari KebangkitanNya dan peringatan Perjamuan Suci setelah peringatan Jumat Agung itu TIDAK ALKITABIAH pasca Perjanjian Baru.

Tentu ini hal yang kurang tepat karena itu CARA MEMAKNAI suatu hari besar tentu rujukannya ialah ALKITAB maka dengan ini secara tepat AJARAN Kekristenan didalam Alkitab harus diterapkan betul sesuai makna dan Pengertiannya jadi tidak boleh dicampuardukkan makna peringatan Paskah saat perjanjian lama dan Paskah saat perjanjian baru meskipun penalaran setiap pribadi manusia beraneka namu TIDAK BOLEH MELENCENG dari ALKITAB.

Sumber :
 https://id.wikipedia.org/wiki/Paskah_Yahudi
 http://alkitab.sabda.org/bible.php?book=mat&chapter=26
 https://id.wikipedia.org/wiki/Perjamuan_Kudus
 http://alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Luk%2022:17-20&tab=text
 http://alkitab.sabda.org/passage.php?passage=1Kor%2010:16-18;11:23-29

Sabtu, 20 Januari 2018

Nafkah dalam Kristen



Seorang suami wajib memberi nafkah kepada istrinya?!
Hakikat pernikahan ialah bersatunya suami dan istri dengan maksud untuk membangun rumahtangga baru antara laki-laki dan perempuan, dasar perkawinan ialah terdapat pada :
pada ayat terdahulu pada Kejadian 1 : 28 :
 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:   "Beranakcuculah dan bertambah   banyak  ; penuhilah bumi   dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas  ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.  "
Telah diuraikan tegas dalam ayat tersebut diatas jika manusia diberi "hak" untuk berkembang dan memenuhi bumi, artinya setelah berkat Tuhan turun atas mereka terlebih dahulu, demikian sama halnya dengan pernikahan, dalam pernikahan kristen Allah memiliki peranan yang sangat konsisten dalam keberadaan Allah sebagai Tuhan dan pondasi dasar kehidupan kerohanian kristen, dalam kehidupan kerohanian kristen telah jelas didasakan segala sesuatu dengan berkatNya dan itulah awal pernikahan kristen terbentuk dan kemudian inilah disebut awal dan amanah Tuhan pertama kali mengenai pernikahan yang mula-mula.
Seperti juga termaktub dalam Aturan Negara yakni Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (Undang-Undang Perkawinan) :
 BAB I DASAR PERKAWINAN 
Pasal 1 Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha esa. 

Hakikat dipersatukannya laki-laki dan perempuan dalam pernikahan ialah mewujudkan perintah Allah untuk bersekutu dengan Tuhan Sang Pemilik Kehidupan, dengan perkawinan itu pula yang merupakan kewajiban dan amanah Tuhan untuk beranak cucu dan bertambah banyak untuk menjadi bagian dalam mewujudkan kebesaranNya.
Tidak ada seorangpun yang bercita-cita jika kelak berumahtangga setiap laki-laki dan perempuan mengalami kendala dalam perjalanan rumahtangganya, semua menginginkan hidup penuh dengan berkat dan menjalani hidup dengan penuh kasihNya, namun manusia juga tidak dapat mengerti bagaimana perjalanan hidup dan kehidupannya entah baik atau tidak baik, setiap manusia memiliki kehendak pribadi terlepas dari maksud dan kehendak Tuhan, ada beberapa hal yang menjadi bagian kesulitan hidup dalam menjalani bahtera rumahtangga :
 Ekonomi yang belum kuat/ kokoh
Diakui atau tidak perekonomian yang kurang kokoh atau kurang kuat menjadi hal yang bisa mengancam keutuhan rumahtangga karena memang diakui atau tidak ekonomi mampu menyokong kehidupan rumahtangga itu jadi lebih baik, jika ekonomi kurang maka perjalanan hidup keluarga juga akan tidak maksimal, namun persoalan ekonomi ini bukanlah menjadi masalah mutlak rumahtangga, bukan soal ekonomi sulit maka seseorang lalu tidak menikah karena takut akan bermasalah dalam keluarganya, atau saat sudah menikah lalu ekonomi merosot sehingga membuat keluarga bercerai, atau bahkan keadaan ekonomi yang sulit membuat istri menuduh suami kurang memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Tentu anggapan ini adalah salah besar, karena yang dipikirkan ialah hal duniawi saja sedangkan perkawinan merupakan hal besar rohani yang dikuduskan sehingga tolak ukurnya bukan hal duniawi semata.

Nafkah atau pemenuhan nafkah biasanya dikaitkan dengan laki-laki atau suami (bukan istri) asumsi ini tidaklah tepat sebenarnya, jika kita melihat rujukan Firman Tuhan :
Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya,  maka terkutuklah  tanah  karena engkau; dengan bersusah payah  engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:

Firman diatas memiliki makna bahwa manusia tidak menjadi mudah lagi mencari rejeki atau nafkah ketika telah menjauh dari keintiman dengan Tuhan yang pemberi kehidupan, karena awalnya semua kebutuhan manusia telah dipenuhi Allah ditaman eden sehingga manusia tidak perlu lagi mencari nafkah kehidupan, hubungan manusia yang rusak akan menjadi kesulitan tersendiri ketika komunikasi manusia dengan Tuhan telah rusak, pada ayat tersebut diatas jelas tidak terungkap perintah Tuhan untuk manusia laki-laki mencari nafkah mutlak untuk istrinya, hanya untuk mencari rejeki didunia karena kesalahan manusia melanggar perintah Allah maka tidak gampang lagi ketika mencari rejeki karena sejatinya kebutuhan manusia telah disediakan Tuhan namun manusia telah melanggar perintah Tuhan. Jelas Tidak ada perintah dan tertulis dan dapat dimaknai dengan jelas jika :” SUAMI MENCARI NAFKAH UNTUK ISTRI/ KELUARGANYA”.
Pandangan umum jika suami mutlak memberi nafkah istri dan keluarganya sesungguhnya merupakan faham yang berasal dari ajaran lain diluar alkitabiah yang berasimilasi dan terus kemudian menjadi merasuk dalam alam sadar kita ketika secara umum yang bukan merupakan ajaran alkitab namun secara tidak sadar itu menjadi terbiasa seolah-olah ajaran itu sama dengan ajaran kekristenan, karena ajaran kekristenan ialah ajaran kasih.

Banyak sebab ketika suami belum bisa membantu keluarga memenuhi kebutuhan hidup, antara lain faktor itu juga dipengaruhi perubahan jaman, sulitnya mencari lapangan pekerjaan, sakit, dan lain sebagainya, siapapun tidak dapat memvonis suami wajib memenuhi kebutuhan hidup keluarga sedangkan istri hanya mengatur keluarga, Istri yang mengatur keluarga cenderung lebih pasif dan dapat membuat kecenderungan untuk selalu meminta saja tanpa memahami suaminya sulit mencari pekerjaan atau gaji.
Istri yang hanya mengatur rumahtangga cenderung menuntut nafkah dari suami dan tidak aktif membantu suami memenuhi keperluan keluarga padahal sifat kasih juga ikut menjadi ambil bagian dalam membantu agar bagaimana keluarga tidak kekurangan.

Secara penafsiran umum kepantasan mencari rejeki memang laki-laki karena memiliki kelebihan fisik ketimbang manusia perempuan dan secara pantas dengan tidak adanya resiko negatif yang besar dalam aspek pekerjaan maka manusia laki-laki yang secara fisik memiliki kelebihan dapat menjadi penyokong keluarga dengan mencari nafkah, asumsi ini akan menjadi hal yang tidak tepat ketika manusia  laki-laki atau suami di anggap mutlak menjadi penyokong utama nafkah bagi keluarganya! Karena banyak hal yang harus ditafsirkan.

Laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam segala hal dalam kehidupan, tidak boleh ada sedikitpun hak dan kewajiban yang dikurangi apalagi dalam kehidupan rumahtangga.

Laki-laki bukan menjadi mutlak dalam mencari pekerjaan itu bukan menegaskan jika laki-laki tidak perlu mencari rejeki, tetapi yang benar adalah manusia laki-laki yang disebut suami dengan manusia yang disebut istri bersinergi bersama untuk memenuhi kebutuhan bersama karena sudut pandang yang berasal dari berbagai sumber sudut harus kita pahami bersama buka pembenaran masing-masing laki-laki atau perempuan yang merasa dirinya paling benar atau paling dibutuhkan.

Dalam Undang-Undang Perkawinan jelas ditulis :
BAB VI HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTERI 
Pasal 30 Suami isteri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat. 

Pada ayat diatas TELAH JELAS ada hak dan kewajiban yang sama antara hak dan kewajiban suami dan isteri, hal ini dipahami antara suami dan isteri bersinergi bersama ketika suami belum/ tidak bisa melakukan baru isterilah yang membantu demikian sebaliknya namun hal ini harus sesuai dengan asas kepantasan membantu secara kodrati, adapun penyebab yang memungkinkan terjadi ialah ketika suami (misalnya) harus menghadapi sulit mencari pekerjaan sehingga belum bisa berkontribusi kepada ekonomi keluarga maka isteri pun bisa mendukung dengan melakukan hal yang sebisanya ia lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga seperti berjualan makanan atau hal yang bisa dikerjakan secara berimbang, tentu saja hal ini bukan menjadi alasan dasar suami menjadi tidak aktif mencari nafkah, pada intinya nafkah bisa dilakukan suami dan istri, tentu saja semua itu atas kesepakatan dan pemikiran matang suami dan istri karena (dapat) mempengaruhi kehidupan rumahtangga.

Pada Undang-Undang Perkawinan :
Pasal 31
(1) Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.
(3) Suami adalah kepala keluarga dan isteri ibu rumah tangga.

Pasal 33 Suami isteri wajib saling cinta-mencintai hormat-menghormati, setia dan memberi bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain.

Ditulis jelas dalam Undang-Undang Perkawinan bahwa suami isteri MEMBERI BANTUAN LAHIR DAN BATHIN… bukan salah satu atau suami saja atau isteri saja,
Pada beberapa pasal-pasal dan ayat-ayat diatas jelas aturan hukum memberikan gambaran bahwa antara suami dan istri memiliki HAK DAN KEWAJIBAN yang SAMA!

Jelas Tidak ada yang menggambarkan satu terhadap yang lainnya tidak sama, hak dan kewajiban suami dan isteri adalah sama artinya suami dan isteri perlu menjaga keberlangsungan keluarganya dalam keadaan bersatu dan tidak boleh ada pihak lain yang MENCAMPURINYA karena sama-sama subyek hukum yang dianggap cakap menjalankan peristiwa hukum yang sama pula.

Ada anggapan bahwa yang MEMBERI NAFKAH IALAH SUAMI ?
Tentu saja ini anggapan sepihak dari sebagian orang yang memiliki pemikiran dan paham tertentu yang menyatakan bahwa suami WAJIB MEMBERI NAFKAH sedangkan isteri tidak padahal anggapan ini tentu saja KURANGLAH TEPAT. Sudut pandang yang bagaimana dan dengan tolak ukur yang mana jika suami wajib memberi nafkah isteri ?! jika kewajiban suami memberi nafkah maka bagaimana kewajiban isteri !?

Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan :
Pasal 33 Suami isteri wajib saling cinta-mencintai hormat-menghormati, setia dan memberi bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain. 

Jelas pada pasal tersebut diatas dimaksudkan bukan suami saja atau istri saja yang memberi bantuan lahi dan bathin!

Pada pasal diatas makna BANTUAN LAHIR DAN BATHIN itulah yang sering dimaknai NAFKAH, artinya Batuan lahir dan bathin yang umumnya disebut Nafkah itu menjadi bagian bersama antara suami dan isteri.

Makna bantuan hakikatnya memiliki makna satu lebih unggul dari pada yang lain, atau satu lebih memiliki keunggulan dan satunya tidak memiliki, maka dengan maksud inilah ada interaksi timbal balik yang sama dan sepadan bukan saling yang memberi atau merasa harus diberi tetapi ada korelasi yang imbal balik sama, secara umum adanya saling membantu dan mendukung satu dengan yang lainnya bukan satu yang lainnya merasa lebih butuh atau dibutuhkan.

Dan didukung oleh Pasal 34 Undang-Undang Perkawinan :
(1)   Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
Maksud dalam pasal diatas memiliki korelasi bahwa manusia laki-laki yang disebut suami memiliki kelebihan ketimbang isteri terutama dari fisik maka secara tidak beresiko bahwa laki-laki atau suami dapat membatu menyokong perekonomian keluarga dengan bekerja untuk usaha mencukupi kebutuhan dalam hal ini memiliki makna bahwa suami dapat menyokong kebutuhan keluarga SESUAI DENGAN KEMAMPUANNYA, hal ini jelas tertulis pada pasal aturan tersebut diatas!
Kita semua tidak tau pasang surutnya kehidupan manusia ketika suatu sebab manusia dapat berkekurangan atau berkecukupan malah berkelebihan, suami tidak serta merta WAJIB mencukupi seluruh kebutuhan hidup untuk isteri dan anaknya.
Tentulah banyak pihak berpendapat jika suami masih dalam tahap mencari pekerjaan, suami masih belum kuat secara ekonomi, suami sakit, suami kurang memiliki modal dan lainnya ini menjadi factor pula sehingga tidak bisa dikatakan suami WAJIB memenuhi kebutuhan hidup, peran istri pun dapat mendukung kecukupan keluarga.
Peran isteri bukan hanya berpangku tangan mengandalkan peran suami dalam mencari kebutuhan hidup! Perubahan jaman menuntut peran bersama suami dan isteri untuk bersama mendukung pemenuhan kebutuhan keluarga.
Perubahan jaman dan perkembangan era tidak menutup peluang isteri berkarir entah berdagang, berjualan hingga menjadi wanita pekerja kantoran tentu ini semua tidaklah mengurangi peraan dan tanggungjawab istri kepada keluarga tetapi peran isteri juga dapat membuat peluang rumahtangga memiliki hidup lebih baik, YANG PERLU DIGARIS BAHAWAHI DISINI IALAH peran suami tidak boleh pasif tetapi tetap aktif untuk mencari penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga, jika suami sedang diperhadapkan dengan situasi sulit maka peran suami dapat dibantu dengan peran istri inilah yang menyimpulkan jika keluarga Kristen harus berperan dengan baik sesuai kasih yang diajarkan Tuhan Yesus yakni “Kasih menutupi segala sesuatu”!  (I Kor 13 : 7).
Disaat situasi sulit perekonomian keluarga sebagai isteri tidaklah boleh selalu berpangku tangan mengharap selalu nafkah dari suami, tentu saja semua ini melihat banyak aspek salah satunya ialah aspek semakin sulitnya lapangan pekerjaan bagi suami dan persaingan yang tidak mudah dalam mencari pekerjaan, peran isteri dapat menyokong keluarga dengan keadaan dan berbagai usahanya yang juga mendukung keluarga;
Dijaman era sekarang tidak jarang wanita memiliki potensi daalam mendukung keluarga seperti memiliki pekerjaan dan profesi yang lebih baik dari suami, peran demikian ini mampu mendukung pemenuhan kebutuhan keluarga agar keluarga menjadi semakin baik, peran istri juga dilihat dari segi perkembangan jaman.
Posisi istri jaman sekarang mengalami perkembangan yang baik dan signifikan dengan mulai banyaknya istri bekerja hal ini semata-mata untuk mendukung pemenuhan keperluan keluarga tanpa mengabaikan keluarga seperti yang ada dalam aturan Hukum
Undang-Undang Perkawinan Pasal 34: Ayat (2) Isteri wajib mengatur urusan rumahtangga sebaik-baiknya.
Perkembangan jaman juga mengubah paradigma istri tidak bekerja karena faktanya banyak isteri bekerja dan itu baik untuk menyokong pemenuhan kebutuhan keluarga, konsep ini mengubah pemahaman umum jika suami memiliki kewajiban memenuhi kebutuhan hidup dan memang suami tidak memiliki kewajiban penuh mutlak untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi masing-masing suami dan istri saling mendukung dan memberi kontribusinya untuk kehidupan keluarga menjadi lebih baik.
Pernikahan memiliki hakikat hubungan laki-laki dan perempuan yang membina rumahtangga dan berkesinambungan.
Perkembangan jaman mutlak tidak dapat terelakkan, sulitnya mencapai kebutuhan dan semakin sulitnya lading lapangan pekerjaan TIDAKLAH justru membuat sempit pandangan umum jika YANG MEMBERI NAFKAH IALAH KAUM LAKI-LAKI tetapi secara sinergi pihak laki-laki dan perempuan saling membantu dalam mencukupi kebutuhan bersama, adakalanya kita ketahui jika istri yang bekerja memiliki gaji yang lebih besar ketimbang suaminya maka itulah tidaklah menjadi ukuran yang mutlak ketika suami harus memenuhi kewajiban istri maupun keluarga namun demikian ini bukan menjadikan dasar jika yang mencari nafkah bukan suami sehingga suami tanpa sebab yang jelas lalu membebankan pemenuhan kebutuhan kepada istri!
Perubahan jaman dapat membuat suatu hubungan suami isteri itu bertambah baik atau malahan sebaliknya namun demikian perlunya komitmen pada suami dan istri untuk tidak saling menyalahkan masing-masing terhadap satu dengan yang lainnya sehingga menyebabkan kekeruhan rumahtangga.
Dari uraian diatas telah jelas dinyatakan dengan dasar aturan pun secara tegas BUKAN KEWAJIBAN MUTLAK untuk suami memberi nafkah, pada pemahaman kali ini telah nyata bahwa suami dan istri memiliki peran yang berbeda namun memiliki hak dan kewajiban yang sama, tentu tidak elok ketika suami memabnting tulang mencari nafkah namun istri enak-enakan dan hanya mengatur keluarga tanpa mengerti pendapatan suami dan kemampua suami mencari pendapatan juga terbatas.
Pada pembahasan kali ini suami memang tidak mutlak memiliki kewajiban memenuhi kebutuhan keluarga namun peran isteri juga sama dalam upaya menegakkan kehidupan harmonis rumahtangga dengan saling mendukung dan memenuhi kebutuhan bersama, dan yang menjadi catatan bersama ialah peran suami juga secara aktif mencari penghidupan dengan penghasilan pula agar ada keseimbangan antara beban suami dan istri bukan suami hanya juga enak-enakan atau berlaku pasif karena memiliki anggapan istri dapat mencari penghasilan! Karena seberapa kuatnya satu pihak kalau didukung bebarengan maka akan lebih mudah dalam mencukupi keperluan hidup.
Sumber :
http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=kej&chapter=3&verse=17